Banyak sekali hal yang terkadang membuat kita merasa tidak bahagia, merasa menjadi manusia paling menderita, merasa mendapatkn cobaan yang terlalu berat dibanding orang lain disekeliling kita. Padahal kalo kita mau jujur pada diri sendiri dan dengan bijaksana melihat secara lebih luas lagi lingkungan disekitar kita, baru kita akan memahami bahwa semuanya tidak seburuk yang kita sangka. Kita hanya perlu sedikit memaksa otak kita untuk mengatakan "TIDAK", bahwa yang terjadi tidak seburuk prasangka kita. Bahagia atau tidak tergantung dari cara kita memutuskan untuk menjalani hidup dengan cara seperi apa. Apakah kita memutuskan untuk bahagia atau sebaliknya. Semuanya hanya masalah sudut pandang kita, coba kita perbanyak sudut pandang kita dan mulai melepas satu demi satu atribut ego yang dalam diri kita maka kita akan bisa memutuskan bahwa kebahagiaan kita bukan terletak pada banyaknya uang, rumah, mobil atau semua yang berbau materi. Kebahagiaan kita ada didalam hati dan otak kita. Memang susah memaksa otak menerima sebuah kegagalan sebagai pelajaran, akan lebih mudah bagi otak yang tidak terbiasa menerimanya sebagai bentuk kesalahan kita, ketidakmampuan kita atau sebagai bentuk Allah menghukum kita.
Aku pernah bermimpi sangat tinggi beberapa tahun lalu dan kenyataannya jangankan tercapai nyaris tercapai saja enggak, akupun mulai menyalahkan diri sendiri dan terkadang menyalahkan dunia tempatku hidup. Mulai saat itulah hidup tidak lagi seindah saat aq masih mengejar mimpiku, hidup terasa menjemukan dan aku merasa sangat tidak bahagia. Ironisnya semenjak aku memutuskan untuk tidak bahagia hidupku benar-benar tidak bahagia. Apapun yang aku miliki serasa gak ada artinya, aku jadi orang yg paling menyebalkan dilingkungan sekitarq, naik gaji dan bonus yang biasanya sangat waw akhirnya hanya menjadi hal yang tidak berarti.
Sekian tahun kujalani hidup dengan tidak bahagia, sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk menikmati sedikit kehidupan yang aku miliki. Aku tidak pernah tau sampai kapan aku hidup, jika kelak aku benar-benar harus pergi maka aku akan sangat menyesal meninggalkan kenangan buruk di dunia. Akhirnya akupun memutuskan untuk bahagia walau semua sudah berubah. Aku mulai menikmati saat-saat sendiri, saat aku terkapar di RS tanpa ada keluarga atau sahabat yang tau akupun menikmatinya.