Hari itu jumat di bulan mei 2007, bukan seperti hari yang lain karena hari itu suasana sedang tidak menentu. Ada hal yang aneh mengapa dengan keadaan yang sesehat itu bapak tidak mau pulang dari rumah sakit. Aku masih ingat saat hari kamis pagi dokter mengatakan pada bapak " Bapak bisa pulang hari ini, karena insya allah bapak sudah sehat seperti semula". Aq gk menyangka jawaban ini keluar dari suara bapakq sendiri, bapak bilang,"besok saja dokter saya pulang". Dokter itupun hanya bisa tersenyum mendengar jawaban bapak dan mengiyakan apa yang diinginkan bapak. Setelah insiden penolakan pulang oleh pasien paling terkenal dikalangan dokter dan perawat ini, haripun berjalan seperti biasa. tidak ada yang berubah, bapak tetap jalan2 sendiri sambil membawa infus kemudian mengunjungi perawat jaga hanya sekedar untuk ngobrol atau menegur mereka agar mereka tidak tertawa terlalu keras. Dan biasanya setelah mendapat teguran dari bapak mereka tidak tambah diam tapi justru lebih keras lagi tertawa karena tawa mereka mendapat tambahan bantuan dari bapak sendiri. Kejadian seperti itu sudah hampir seminggu berlangsung, sesuai dengan lamanya bapk di rumah sakit itu. Saat siang hari bapak memang selalu sendiri karena aku kerja di luar kota, adik perempuanq masih kuliah di luar kota juga, sedangkan adikq paling kecil masih kelas 6 SD. Ibuku sendiri tiap habis sholat subuh selalu pulang kerumah meninggalkan bapak sendiri karena harus menyiapkan segala keperluan untuk adikku yang paling kecil. Hampir seminggu sudah adikq yang bungsu tidak bertemu dengan bpk. Tiap ke rumah sakit ibu tidak pernah mengajaknya, tapi pagi itu hari jumat bapak bilang ke ibu untuk mengajak serta adik laki-laki satu2nya itu. Ibuku mengiyakan saja permintaan bapak kemudian pulang ke rumah meninggalkan bapak sendiri di rumah sakit. Ibu sudah sangat mengerti sifatnya bapak, kalo ditinggal sendiri bapak biasanya keliling di satu blok tempat bapak di rawat. Temptnya memang agak sepi karena jarang yang d rawat di blok itu, mungkin karena kamarnya cukup mahal coba kalo gratis pasti sudah rame kayak pasar malam hahaha... itu bukan aq yang bilang tapi bapakq yang bilang. Karena tiap kamar hanya satu pasien bapak sering merasa kesepian, setelah makan pagi dan mandi bapak selalu keliling mengunjungi pasien yang lain sekedar menanyakan kabar dan memberi motifasi, nah lo sesama orang sakit aja masih bisa memberi motofasi harusnya yang sehat harus jauh lebih dari itu donk!!!!
Saat berkunjung ke sesama pasien dan ngobrol dengan perawat2 jaga bapak kembali kekamar dan istirahat, meski dengan semangat yang seperti itu bapak masih cukup tau bahwa bapak harus banyak istirahat. Waktu sholat jum'at pun datang, adzan dari masjid di sebelah rumah sakit menyadarkan setiap manusia yang mendengarnya bahwa ada Dia di atas segalanya kalo kata Om Ebiet G.Ade, dan membuat kita meneteskan air mata kalo kita mau jujur mendengar dengan hati yang paling dalam. Waktu berlalu tak terasa sudah menjelang sholat ashar. Ibuku datang dengan membawa baju ganti untuk bapak dan untuk sendiri, ditambah sebuah buku yang sangat aku kenal. Buku itu buku Yasin, tak ada satu hal ganjil yang aku rasakan. Semua berjalan wajar dan terkendali, bapak tiap saat tambah sehat dan bersemangat. Begitu samapi di rumah sakit ibu bertanya pada bapak, " Pak, sudah mandi"?, bpak menjawab,"sudah". Ibupun kemudian mengambil wudhu diikuti bapak dari belakang. "Aq tak sholat ashar dulu pak, tadi belum sempat" kata ibuku pada bapak. Bapak hanya menjawab dengan anggukan kepala. Setalah sholat ashar bapak memberikan roti pada ibuku sambil berkata,"Buk ayo kita makan roti dulu nanti kamu masuk angin belum makan dari tadi,". Awalnya ibuku menolak tapi kemudian mereka membagi roti itu menjadi dua bagian dan memakan bagian masing masing. Kemudian ibu kembali duduk di bawah tempat tidur bapak, dan mulai membaca surat yasin yang tadi di bawa dari rumah. Sedang bapak diatas memegang sebuah tasbih sambil duduk bersandar, bapak mulai ber Zikir dan ibu membaca yasin di bawah. Tidak ada petir ato kilat saat tiba2 bapak merubah posisi dari duduk menjadi berbaring, sambil berbaring bapak meletakkan tasbih nya di gantungan infus kemudian hal itupun terjadi. Bapak pergi, pulang sesuai janjinya kemaren pada dokter bahwa hari ini bapak akan pulang selamanya kembali kepada Sang pemilik kehidupan. Ibuku hanya tersentak kaget melihat seseorang yang msh hitungan menit lalu menyuapi ibu roti, tiba2 berbaring damai tak bergerak. Ibu masih dengan kesadaran tinggi memanggil dokter dan perawat, mereka melakukan tindakan apapun yang bisa mereka lakukan namun semua ini sudah kehendaknya. Hari itu bapak pergi tanpa sebuah pesan, pergi membawa kebahagiannya sendiri. Secara tiba2 blok itu menjadi ramai karena pasien2 sebelah kamar bapak dirawat gak percaya bahwa orang selalu mengunjungi mereka tiap pagi ternyata harus pergi mendahului mereka. Pasien yang sudah diminta pulang justru menolak pulang, dan memilih hari itu hari jumat untuk pulang. Aq gk pernah tau bahwa kehilangan begitu menyakitkan, ini pertama kalinya aku merasa kehilangan. Duniaq runtuh, hatiq hancur terbayang begitu beratnya cobaan yang harus ku jalani.
Hanya doa tulus untukmu bapak tercinta, semoga allah mengampuni semua kesalah bapak, semoga bapak mendapat tempat indah di sisiNya, amin. Maafkan anakmu yang belum bisa berbakti, belum bisa membahagiakan bapak-ibu. Maaf untuk semuanya yang telah kulakukan yang membuat bapak kecewa pada anakmu ini. Hingga detik terakhir hanya rangkaian doa yang mampu keluar dari bibirku. Ya allah telah engkau panggil bapak, panutan, imam dan contoh yang baik dari kami dariku, yang masih sangat memerlukan sosok tangguh seperti bapak. Semoga dengan damainya caraMu menjemputnya menjadi jaminanmu bahwa Engkau telah memilihkan tempat terindah untuk bapakq tercinta. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar